Lomo sendiri sebenernya merupakan nama perusahaan rusia yg membuat perangkat optik macam kamera, mikroskop dan teleskop. Di era Perang Dunia (PD) 2, Lomo adalah pemasok peralatan perang utk mililiter Rusia. Ketika itu, para agen mata2 Rusia sering memakai alat optik rahasia dari Lomo saat sedang bertugas. Hehe jadi inget fil James Bond yang kaya dengan gadget keren nan canggih itu ya. Tapi itu kan dulu. Kamera Lomo yang digunakan kalangan umum saat ini, jauh dari kesan spionase kok. Persamaanya, walaupun bentuknya mirip kamera biasa, namun alat ini menyimpan misteri di dalamnya.
Pernah lihat foto yang berbentuk lingkaran dalam versi cembung? Atau dalam satu lembar terdapat beberapa pose sesuai urutan kejadian? Ada lagi foto yang efek pewarnaan dan sinarnya sangat khas, seperti hanya memakai satu warna atau malah terkesan ‘jadul’? Nah, hasil jepretan kayak gini, umumnya dihasilkan oleh sebuah kamera unik bernama Lomo. Di Indonesia sendiri, kamera ini sebenarnya udah ngetren dari awal tahun 2000, tapi sampai sekarang masih banyak disukai nih.
Sejarah terciptanya kamera Lomo ini bermula dari Jenderal Igor Petrowitsch Kornitzky, orang kepercayaan Menteri Pertahanan dan Industri Uni Soviet (sekarang Rusia). Dia penasaran banget dengan sebuah kamera kecil buatan Jepang dan ngasih kamera itu ke Michail Panfilowitsch Panfiloff, petinggi Leningsradskoye Optiko Mechaninicheskoye Obyedinenie (LOMO), perusahaan yang memproduksi senjata dan alat-alat optik Uni Soviet.
Bersama Panfiloff, akhirnya di tahun 1982 mereka bikin Lomo Kompakt Automat (disebut Lomo LC-A) buat para warga komunis terhormat di Uni Soviet. Sayangnya saat era komunis berakhir, produksi kamera ini juga berakhir.
Untungnya dua mahasiswa asal Austria, Matthias Fiegl dan Wolfgang Stranzinger, menemukan sebuah kamera Lomo LC-A di awal tahun 90-an, saat mereka lagi jalan-jalan ke Ceko (pecahan Uni Soviet). Mereka pun asyik memotret kehindahan kota Praha dengan kamera tersebut, dengan angle-angle unik. Kamera itu diletakkan di antara kaki, di atas pinggul, pokoknya denga berbagai gaya sesuka hati mereka, deh.
Hasilnya? Voila, keren banget! Inilah yang kemudian memunculkan kembali tren kamera Lomo, terutama setelah kedua mahasiswa tersebut bikin komunitas The Lomographic Society (Lomographische Gesselschaft) di Vienna. | |
Kamera yang paling banyak merupakan produksi Rusia ini, sebenarnya menurut beberapa info, punya beberapa kelemahan. Tapi anehnya, kelemahan ini yang justru ngasih kesan unik. Misalnya warna gelap di sudut foto, justru jadi ciri khas jasil jepretan kamera ini. Dalam pencahayaan normal biasa juga sering muncul unsur warna biru, merah, atau kuning. Ajaib, ya.
Lucunya lagi, tiap kamera Lomo biasanya punya spesialisasi tersendiri. Karena itu jangan heran kalau seorang Lomoners (sebutan buat para pecinta kamera Lomo) biasanya punya beberapa jenis kamera Lomo. Beberapa merk kamera Lomo yang terkenal, antara lain Fisheye, Holga, atau Diana. Harganya juga relatif murah, kok. Berkisar dari 300 ribuan sampai 2 jutaan rupiah.
Milis komunitas lomo di Indonesia:
|
JAKARTA
Aksara Bookstore Jl. Kemang Raya 8b, Jakarta Selatan / Telp. (62-21) 7199 288
Heyfoks, Jl. Bumi No. 17 Mayestik, Kebayoran baru / Telp (62-21) 93150452
YOGYAKARTA
Slanker, Ringroad Utara Km. 1,5, No. 8, Maguwoharjo / Telp. (62-274) 4332222
SURABAYA
House Of Rotten Apple, Jl. Arif Rahman Hakim No. 38. Ore Store, Jl. Pandan 1A/ Telp. (62-31) 5323231.
6 komentar:
Wah, menarik, beli ah. Lumayan buat jepret2
ehhh bahas lomo juga lo nggi
hahaha, adek gw pengen beli ini, tapi kok gw ragu gak bkal kepake ya? hahaha
nggi,, beliin gw yaa LOMO . gw mau yg putih tuuuh.. hhhahhaaa. COOL!
wah bermanfaat sekali infonya, terima kasih ya
bar plis deh
Posting Komentar